Jumat, 08 April 2011

KONSEP PEMROGRAMAN DENGAN C++

ClassDasar C++
Pemrograman C++ memerlukan pemahaman yang memadai untuk menterjemahkan
desain ke dalam bentuk implementasi, terutama untuk desain yang menggunakan
abstraksi class. Fokus pembahasan pada aspek pembentukan obyek (construction)
sebuah class, dan proses sebaliknya pada saat obyek tersebut sudah tidak digunakan
lagi (destruction).
D E K L A R A S I D A N D E F I N I S I
Deklarasi dan definisi adalah langkah awal dalam setiap penulisan program tidak
terkecuali dalam bahasa C++. Deklarasi dan definisi diperlukan untuk semua tipe
data termasuk tipe data bentukan user (user-defined type).
Bentuk sederhana deklarasi class adalah sebagai berikut,
class C { }; atau
struct C { };
dalam bahasa C++ struct dan class mempunyai pengertian yang sama. Deklarasi
class dengan struct mempunyai anggota dengan akses public kecuali jika dinyatakan
lain.
structC
{
int i;
void f();
}
class C
{
public:
int i;
void f();
}
Kedua deklarasi tersebut mempunyai arti yang sama. Hal ini adalah pilihan desain
yang diambil oleh desainer C++ (Bjarne Stroustrup) untuk menggunakan C sebagai
basis C++ ketimbang membuat bahasa yang sama sekali baru. Tentunya ada
85
konsekuensi atas pilihan desain ini, salah satu contoh adalah kompatibilitas
terhadap bahasa C. Dalam bahasa C deklarasi,
struct C {…};
menyatakan C sebagai nama tag. Nama tag berbeda dengan nama tipe, sehingga C
(nama tag) tidak dapat dipergunakan dalam deklarasi yang membutuhkan C
sebagai suatu tipe obyek. Kedua contoh deklarasi berikut ini tidak valid dalam
bahasa C,
C c; /* error, C adalah nama tag */
C *pc; /* error, C adalah nama tag */
Dalam bahasa C, kedua deklarasi tersebut harus ditulis sebagai berikut,
struct C c;
struct C *pc;
atau menggunakan typedef sebagai berikut,
struct C {…};
typedef struct C C;
C c;
C *pc;
C++ memperlakukan nama class, C sebagai nama tag sekaligus nama tipe dan dapat
dipergunakan dalam deklarasi. Kata class tetap dapat dipergunakan dalam
deklarasi, seperti contoh berikut ini,
class C c;
Dengan demikian C++ tidak membedakan nama tag dengan nama class, paling tidak
dari sudut pandang pemrogram (programmer), dan tetap menerima deklarasi
structure seperti dalam bahasa C. Kompatibilitas C++ terhadap tidak sebatas
perbedaan nama tag dan nama tipe, karena standar C++ masih perlu mendefinisikan
tipe POD (Plain Old Data). POD type mempunyai banyak persamaan dengan
structure dalam C. Standar C++ mendefinisikan POD type sebagai obyek suatu class
yang tidak mempunyai userdefined constructor, anggota protected maupun private,
tidak punya base class, dan tidak memiliki fungsi virtual. Dalam desain suatu
aplikasi terdiri atas banyak class, dan masing-masing class tidak berdiri sendiri
melainkan saling bergantung atau berhubungan satu sama lain. Salah satu contoh
hubungan tersebut adalah hubungan antara satu class dengan satu atau lebih base
86
class atau parent class. Jika class C mempunyai base class B, dikenal dengan
inheritance,maka deklarasi class menjadi,
class C : public B {}; atau
class C : protected B {}; atau
class C : private B {};
akses terhadap anggota base class B dapat bersifat public, protected, maupun
private,atau disebut dengan istilah public, protected atau private inheritance. Class C
disebut dengan istilah derived class. Jika tidak dinyatakan bentuk akses secara
eksplisit, seperti dalam deklarasi berikut:
class C : B
maka interpretasinya adalah private inheritance (default), tetapi jika menggunakan
struct maka tetap merupakan public inheritance. Jika desainer class C tersebut
menginginkan hubungan multiple inheritance (MI) terhadap class B dan A, maka
deklarasi class C menjadi,
class C : public B, public A { };
Sebuah class, seperti halnya class C mempunyai anggota berupa data maupun
fungsi (member function). Isi class tersebut berada diantara tanda kurung { } dan
dipilah-pilah sesuai dengan batasan akses yang ditentukan perancang (desainer)
class tersebut.
class C : public B
{
public:
(explicit) C()(:member-initializer);
C(const C& );
C& operator=(const C&);
(virtual)~C();
statement lain
(protected: statement)
(private: statement)
};
Secara ringkas batasan akses (access specifiers) mempunyai arti seperti ditunjukkan
pada table berikut ini,
87
Batasan Akses Arti
Public Semua class atau bebas
Protected Class itu sendiri, friend, atau derived class
Private Class itu sendiri, friend
Sebuah class dapat memberikan ijin untuk class lain mengakses bagian protected
maupun private class tersebut melalui hubungan friendship (dinyatakan dengan
keyword friend). Sebuah class mempunyai beberapa fungsi khusus, yaitu constructor,
copy constructor, destructor dan copy assignment operator.
Constructor
C() adalah anggota class yang bertugas melakukan inisialisasi obyek (instance) dari
suatu class C. Constructor mempunyai nama yang sama dengan nama class, dan
tidak mempunyai return value. Sebuah class dapat mempunyai lebih dari satu
constructor. Constructor yang tidak mempunyai argumen, disebut default
constructor, sebaliknya constructor yang mempunyai lebih dari satu argumen adalah
non-default consructor. Constructor dengan satu default argument tetap merupakan
sebuah default constructor,
class C
{
public:
C(int count=10) : _count(count) {}
private:
int _count;
};
Compiler C++ dapat menambahkan default constructor bilamana diperlukan, jika
dalam definisi class
• tidak tertulis secara eksplisit sebuah default constructor dan tidak ada deklarasi
constructor lain (copy constructor).
• tidak ada anggota class berupa data const maupun reference.
Sebagai contoh definisi class C sebagai berikut,
class C {…};
C c1; // memerlukan default constructor
88
C c2(c1); // memerlukan copy constructor
Compiler C++ memutuskan untuk menambahkan default dan copy construtor
setelah menemui kedua baris program tersebut, sehingga definisi class secara efektif
menjadi sebagai berikut,
class C
{
public:
C(); // default costructor
C(const C& rhs); // copy constructor
~C(); // destructor
C& operator=(const C& rhs); // assignment operator
C* operator&(); // address-of operator
const C* operator&(const C& rhs) const;
};
compiler menambahkan public constructor, dan destructor. Selain itu, compiler juga
menambahkan assignment operator dan address-of operator. Constructor (default dan
non-default) tidak harus mempunyai akses public, sebagai contoh adalah pola
desain (design pattern) Singleton.
class Singleton
{
public:
static Singleton* instance();
protected:
Singleton();
private:
static Singleton* _instance;
};
obyek (instance) singleton tidak dibentuk melalui constructor melainkan melalui
fungsi instance. Tidak ada obyek singleton lain yang dapat dibentuk jika sudah ada
satu obyek singleton. Umumnya default constructor bentukan compiler (generated
default constructor) menggunakan default constructor anggota bertipe class,
sedangkan anggota biasa (builtin type) tidak diinisialisasi. Demikian halnya dengan
obyek yang dibentuk dari obyek lain (copy), maka copy constructor bentukan
compiler (generated copy constructor) menggunakan copy constructor dari anggota
bertipe class pada saat inisialisasi. Sebagai contoh deklarasi class C berikut ini,
89
class C
{
public:
C(const char* aName);
C(const string& aName);
private:
std::string name;
};
copy constructor bentukan compiler menggunakan copy constructor class string
untuk inisialisasi name dari aName. Jika class C tidak mempunyai constructor, maka
compiler menambahkan juga default constructor untuk inisialisasi name
menggunakan default constructor class string. Inisialisasi obyek menggunakan
constructor (non-default) dapat dilakukan dengan member initializer maupun dengan
assignment sebagai berikut,
member initialization
class C
{
int i,j;
public:
C() : i(0),j(1) {}
};
assignment
class C
{
int i,j
public:
C()
{
i=0;j=0;
}
};
90
Kedua cara tersebut memberikan hasil yang sama, tidak ada perbedaan signifikan
antara kedua cara tersebut untuk data bukan tipe class. Cara member initializer
mutlak diperlukan untuk data const maupun reference, seperti kedua contoh berikut
ini:
class C //:1
{
public:
C(int hi,int lo) : _hi(hi),_lo(lo) {}
private:
const int _hi,_lo; // const member
};
class C //:2
{
public:
C(const string& aName) : name(aName) {}
private:
std::string& name; // reference member
};
Cara member initialization sebaiknya dilakukan untuk anggota bertipe class
(userdefined type) seperti ditunjukkan pada contoh berikut ini,
class C
{
public:
C(const string& aName) : name(aName) { }
private:
std::string name; // bukan reference member
};
Pertimbangan menggunakan cara member initialization terletak pada efisiensi
eksekusi program. Hal ini berkaitan dengan cara kerja C++ yang membentuk obyek
dalam dua tahap,
• pertama, inisialisasi data
• kedua, eksekusi constructor (assignment)
Dengan demikian jika menggunakan cara assignment sebenarnya eksekusi program
dilakukan dua kali, pertama inisialisasi kemudian assignment, sedangkan
menggunakan member initialization hanya memanggil sekali constructor class string.
91
Semakin kompleks class tersebut (lebih kompleks dari class string) semakin mahal
(tidak efisien) proses pembentukan obyek melalui cara assignment. Constructor
dengan satu argumen berfungsi juga sebagai implicit conversion operator. Sebagai
contoh deklarasi class A dan B berikut ini,
class A
{
public:
A();
};
class B
{
public:
B(const A&);
};
pada cuplikan baris program di bawah ini terjadi konversi tipe obyek A ke B secara
implisit melalui copy constructor class B.
A a
B b=a; // implicit conversion
explicit
C++ menyediakan satu sarana, menggunakan keyword explicit, untuk mengubah
perilaku constructor dengan satu argumen agar tidak berfungsi sebagai conversion
operator. Jika class B menyatakan explicit pada copy constructor sebagai berikut,
class B
{
public:
explicit B(const A& a); // explicit ctor
};
maka konversi A ke B secara implisit tidak dapat dilakukan. Konversi A ke B dapat
dilakukan secara eksplisit menggunakan typecast,
A a;
B b=static_cast<B>(a); atau
B b=(B)a;
Konversi secara implisit dapat terjadi melalui argumen fungsi f dengan tipe B
void f(const B& );
92
tetapi f diakses dengan variabel tipe A, f(a). Apabila class B menghalangi konversi
secara implisit maka argumen fungsi f menjadi,
f((B)a); atau
f(static_cast<B>(a));
Konversi tipe obyek secara implisit sebaiknya dihindari karena efeknya mungkin
lebih besar terhadap aplikasi program secara keseluruhan dan tidak dapat dicegah
pada saat kompilasi, karena construcor dengan argumen tunggal adalah suatu
pernyataan program yang sah dan memang dibutuhkan.
Copy Constructor dan Copy Assignment
Sejauh ini sudah dibahas mengenai copy constructor sebagai anggota class yang
berperan penting pada saat pembentukan obyek. Apabila sebuah class tidak
menyatakan secara tegas copy constructor class tersebut, maka compiler
menambahkan copy constructor dengan bentuk deklarasi,
C(const C& c);
Bentuk lain copy constructor adalah sebagai berikut,
C(C& c); atau
C(C volatile& c); atau
C(C const volatile& c);
Copy constructor class C adalah constructor yang mempunyai satu argumen.
Sebuah copy constructor boleh mempunyai lebih dari satu argumen, asalkan
argumen tersebut mempunyai nilai default (default argument).
C(C c); // bukan copy constructor
C(C const& c,A a=b); //copy constructor
Constructor dengan argumen bertipe C saja (tanpa reference) bukan merupakan copy
constructor. Copy constructor juga dibutuhkan pada saat memanggil suatu fungsi
yang menerima argumen berupa obyek suatu class,
void f(C x);
memerlukan copy onstructor class C untuk mengcopy obyek c bertipe C ke obyek x
dengan tipe yang sama, yaitu pada saat memanggil fungsi f(c)(pass-by-value).
Hal serupa terjadi pada saat fungsi f sebagai berikut,
C f()
{
93
C c;
return c;
}
mengirim obyek c ke fungsi lain yang memanggil fungsi f() tersebut. Copy
assignment operator class C adalah operator=, sebuah fungsi yang mempunyai satu
argumen bertipe C. Umumnya deklarasi copy assignment mempunyai bentuk,
C &operator=(const C &c);
Bentuk lain yang mungkin adalah,
C &operator=(C &c); atau
C &operator=(C volatile &c); atau
C &operator=(C const volatile &c);
Copy assignment boleh mempunyai argumen dengan tipe C (bukan reference),
tetapi tidak boleh mempunyai argumen lebih dari satu walaupun argumen tersebut
mempunyai nilai default (default argument). Seperti halnya copy constructor,
compiler akan menambahkan copy assignment jika suatu class tidak mempunyai
fungsi tersebut. Copy assignment dibutuhkan untuk membentuk obyek melalui
assignment, seperti contoh berikut:
class C
{
public:
C(); //ctor
~C(); //dtor
};
C c1;
C c2=c1; //copy constructor
C c3;
c3=c1; //copy assignment
Class C tidak mempunyai copy constructor maupun copy assignment operator,
maka pembentukan obyek c2, dan c3 menggunakan copy constructor dan copy
assignment yang ditambahkan oleh compiler ke class C tersebut. Suatu class yang
mempunyai data dengan alokasi dinamik (pointer) sebaiknya tidak mengandalkan
copy constructor maupun copy assignment operator yang ditambahkan compiler.
Copy assignment hasil tambahan compiler mengcopy (memberwise copy) pointer dari
94
obyek satu (yang dicopy) ke obyek lainnya (hasil copy), sehingga kedua obyek
mengacu ke lokasi memori yang sama. Masalah timbul jika kedua obyek
mempunyai masa pakai (lifetime1) yang berbeda. Jika salah satu obyek sudah habis
masa pakainya maka destructor obyek tersebut mengembalikan memori (dynamic
memory) yang digunakan obyek tersebut, padahal copy obyek tersebut masih
mengacu ke lokasi memori yang sama.
Pada contoh hasil copy assignment b=a (shalow copy), menunjukkan kedua obyek a
dan b mengacu ke lokasi memori p. Apabila obyek a melepas memori p (melalui
destructor), maka obyek b mengacu ke lokasi memori yang sudah tidak valid lagi.
Lokasi memori p dapat digunakan obyek lain jika obyek a melepasnya. Demikian
pula halnya dengan lokasi memori q, apabila obyek b habis masa pakainya (keluar
scope, dihapus dll) maka destructor class B tidak melepas memori q. Akibatnya
terjadi pemborosan memori (memory leak). Salah satu jalan keluar adalah dengan
menyatakan secara tegas copy constructor dan copy assignment yang dibutuhkan
suatu class sehingga compiler tidak membuat copy constructor dan copy assignment
ke class tersebut. Alternatif lain adalah menempatkan deklarasi copy constructor
dan copy assignment operator private sebagai berikut,
class C
{…
private:
C(const C&);
C &operator=(const C&);
};
definisi copy constructor dan copy assignment operator class C pada contoh di atas
tidak perlu ada, karena tujuannya adalah menghalangi proses penggandaan (copy)
menggunakan kedua fungsi tersebut. Pada tahap kompilasi penggunaan
assignment, b=a masih dapat diterima karena deklarasi asignment operator tersebut
95
tersedia. Pada saat link akan gagal karena linker tidak dapat menemukan definisi
copy assignment operator. Teknik ini masih mempunyai kelemahan, karena class
lain masih mungkin mempunyai akses ke private copy constructor dan copy
assignment operator tersebut (melalui hubungan friendship).
Destructor
Destructor adalah anggota class (member function) yang berfungsi melepas memori
pada saat suatu obyek sudah tidak diperlukan lagi. Fungsi destructor kebalikan
constructor. Destructor tidak mempunyai atau memerlukan argumen. Destructor
juga tidak mengembalikan nilai apapun (tidak mempunyai return type). Seperti
halnya constructor, compiler dapat menambahkan sebuah destructor jika sebuah
class tidak mempunyai destructor.
virtual Destructor
Sebuah destructor dapat berupa fungsi virtual. Hal ini menjadi keharusan jika class
B,
• merupakan base class.
• class D yang menggunakan B sebagai base class mempunyai anggota berupa
data dengan alokasi memori dinamik (pointer).
class B
{
public:
B();
~B();
};
class D : public B
{
public:
D() : p(new char[256]) {}
~D()
{
delete[] p;
}
private:
char *p;
};
Pada contoh tersebut destructor base class B bukan fungsi virtual. Dalam C++
umumnya obyek class D digunakan secara polimorphic dengan membentuk obyek
96
class D (derived class) dan menyimpan alamat obyek tersebut dalam pointer class B
(base class) seperti pada contoh berikut ini,
void main(void)
{
B *pB=new D();
delete pB;
}
Dalam standar C++ menghapus obyek D (derived class) melalui pointer class B (base
class) sedangkan destructor base class non-virtual mempunyai efek yang tidak
menentu (undefined behaviour). Apabila standard C++ tidak menetapkan apa yang
seharusnya berlaku, maka terserah kepada pembuat compiler menentukan perilaku
program pada kondisi semacam ini. Umumnya pembuat compiler mengambil
langkah untuk tidak memanggil destructor class D (derived class). Dengan
demikian, pada saat menjalankan perintah delete, destructor class D tidak
dieksekusi karena destructor base class B nonvirtual. Akibatnya lokasi memori
dinamik yang digunakan class D tidak pernah dilepas. Hal ini adalah contoh lain
terjadinya pemborosan memori (memory leak) oleh suatu program. Jalan keluarnya
adalah membuat destructor base class B virtual,
class B
{
public:
B();
virtual ~B();
}
Tidak seperti destructor, tidak ada virtual constructor atau virtual copy constructor.
Pada saat membentuk obyek, tipe obyek harus diketahui terlebih dahulu, apakah
membentuk obyek class A, B, C dsb. Tidak ada aspek bahasa C++ untuk
mewujudkan virtual constructor secara langsung, menempatkan virtual pada
deklarasi constructor merupakan kesalahan yang terdeteksi pada proses kompilasi.
Efek virtual constructor bukan tidak mungkin dicapai, C++ memungkinkan
membuat idiom virtual constructor yang bertumpu pada fungsi virtual dalam
kaitannya dengan hubungan antara sebuah class dengan base classnya.
Ringkasan
Sejauh ini pembahasan artikel masih belum menyentuh aspek praktis pemrograman,
97
namun demikian dalam menterjemahkan suatu desain maupun memahami program
yang ditulis orang lain sangatlah penting mengetahui aturan dasar sesuai
standarisasi C++. Butir-butir pembahasan dalam artikel ini antara lain,
• Fokus pembahasan adalah aspek pembentukan obyek. Tidak membahas aturan
(rule) berkaitan dengan class dalam C++ secara komprehensif.
• Constructor merupakan anggota class yang berperan dalam pembentukan obyek.
Compiler menambahkan constructor bilamana diperlukan ke class yang tidak
mempunyai constructor. Constructor tidak harus mempunyai akses public.
Inisialisasi data menggunakan constructor dapat dilakukan dengan cara member
initialization dan assignment. Keduanya tidak mempunyai perbedaan signifikan
untuk data biasa (built-in type seperti char, int, float, dll). Cara member
initialization lebih efisien untuk data berupa class (user-defined type).
• Constructor dengan satu argumen dapat digunakan untuk konversi tipe data
secara implisit. C++ menyediakan explicit untuk mengubah perilaku ini, karena
hal tersebut melonggarkan janji C++ sebagai bahasa yang mengutamakan strict
type (type safe).
Sebuah class membutuhkan copy constructor dan copy assignment operator untuk
menggandakan obyek suatu class. Hal ini terjadi juga pada saat memanggil suatu
fungsi dengan cara pass-by-value. Apabila suatu class tidak mempunyai copy
constructor dan copy assignment maka compiler menambahkannya. Copy
constructor dan copy assignment hasil tambahan compiler bekerja dengan cara
memberwise copy dan menghasilkan shalow copy untuk data dengan alokasi memori
dinamik.
• Destructor merupakan anggota class yang berfungsi pada saat lifetime suatu obyek
habis. Destructor sebuah base class sebaiknya virtual.
• Constructor selalu merupakan fungsi non-virtual. Efek virtual constructor dan
virtual copy constructor mungkin diperlukan dalam suatu desain. Efek virtual
constructor dapat diwujudkan melalui sifat polimorphisme class. Efek virtual copy
constructor dapat diwujudkan memanfaatkan aspek covariant return type sebuah
hirarki class. Kedua hal tersebut memerlukan pembahasan khusus.
• Pembahasan pembentukan obyek belum dikaitkan dengan jenis scope yang ada
dalam C++. C++ mempunyai jenis scope yang lebih kaya dibandingkan bahasa C,
selain file scope, function scope, dan block scope C++ memiliki class scope dan
namespace scope. Salah satu panduan praktis bahkan menyarankan untuk
menunda (lazy initialization) pembentukan obyek selagi belum diperlukan.
• Pembentukan suatu obyek mungkin saja gagal. Artikel ini tidak membahas
mengenai kegagalan pembentukan obyek, karena pembahasan tersebut berkaitan
pembahasan exception dalam C++. Pembahasan exception C++ (exception safety)
merupakan topik tersendiri.
98
Desain dan implementasi class C++ bukanlah hal yang mudah, masih banyak aspek
lain yang belum terjangkau pembahasan artikel ini. Pada artikel selanjutnya akan
dibahas scope (visibility) dalam C++, batasan akses (access specifier) C++, abstract
class, function overloading, class relationship, template, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar